Memanfaatkan Pengetahuan
Pada
sebuah malam yang berkabut dilaut, sebuah kapal perang mengalami kerusakan pada
sistem operasi navigasinya. Dengan kenyataan kondisi itu jelas sudah pengalaman
dan kemampuan kapten kapalnya menjadi harapan.
Bermodalkan
lampu sorot yang mampu menjangkau tidak lebih dari 100 meter kedepan sang
kapten optimis akan masa depan. Siapapun orangnya, sudah pasti menjadi tak
gentar akan halangan apapun mengetahui dirinya berada pada sebuah kapal perang.
Ditambah pengalamannya, sang kapten membusung keberaniannya.
Adalah
sebuah sorot cahaya yang tak kalah besar dari lampu kapalnya. Lebih terang
malah. Menyadari hal itu, sang kapten mengutus awaknya untuk mengirimkan sandi
morse untuk lawannya.
“berbeloklah
10̊ dari haluanmu.”
“tidak,
kaulah yang harus berbelok sebesar 20̊.” Balasnya.
“berbeloklah
10̊ dari haluanmu, disini kapal perang pemerintah, dan ini merupakan perintah!”
“tidak
bisa, kaulah yang harus berbelok sebesar 20̊, sekarang!”
Panas
hati sang kapten.
“berbeloklah
10̊ sekarang juga, ini perintah, jika tidak kau akan terbelah, disini kapal perang
pemerintah, dan ini perintah!”
“tetap
tidak bisa! Kau harus berbelok 20̊ sekarang, atau semua akan terlambat,
siapapun kau harus kau lakukan, karena kau berhadapan dengan mercusuar! Atau kau
lebih mengetahui bagaimana menggerakkan mercusuar ini? Beritaukan sekarang! Sebelum
terlambat!”
Tersentak
sang kapten. Egonya telah membutakan kalkulasinya.
Hal ini mungkin merupakan hal
baru untuk Anda. Jika tidakpun, harapan saya informasi ini akan
berguna, seperti mercusuar tadi. Pula saya sarankan agar belajar banyak dari
pengalaman sang kapten.
Sekadar informasi, hal ini merupakan
bagian dari ilmu rajah tangan atau
palmistry, yang saya pikir akan sangat berguna bagi anda untuk mengetahui perasaan
sebenarnya dari lawan bicara anda. Pada saat anda sedang berbincang-bincang
dengan seseorang—bila
anda
sedikit lebih teliti, sedikit lagi dari biasanya—terkadang lawan bicara kita secara tidak sadar memain-mainkan jemari tangannya. Dan, hal ini menurut
ilmu rajah tangan mempunyai
rangkaian arti tertentu. Mari kita telaah bersama maknanya. Bila seseorang
menggerak-gerakkan:
a. Ibu jari atau jempol, berarti orang tersebut
sedang mengkhawatirkan
sesuatu atau merasa tidak nyaman dengan
keadaan di sekitarnya.
b. Jari telunjuk, berarti orang tersebut sedang
takut akan sesuatu hal,
yakni ketakutan yang mendalam.
c. Jari Tengah, menunjukkan rasa marah yang dipendam oleh orang itu.
d. Jari manis, menunjukkan emosi yang sangat
mendalam, seperti rasa
sayang, rindu, cinta, sedih, dan lain sebagainya.
e. Jari kelingking, menunjukkan adanya stres yang berlebihan dan terpendam, seperti
merasa kekurangan waktu.
Uniknya, selain berguna untuk
mengetahui situasi orang yang sedang
berhadapan dengan kita (agar kita secara tidak langsung dapat mengetahui
perasaannya), pengetahuan ini berlaku
dua arah.
Dalam
artian, apabila anda sedang merasakan gejala-gejala seperti dijabarkan di atas—entah
itu emosi,
stres, dan hal lainnya—dalam sekejap anda dapat menguranginya dengan
memain-mainkan jari-jari yang bersangkutan. Cobalah dan rasakan perubahan
sekejap mata.
Jelas, hal ini bermanfaat untuk
meningkatkan rasa percaya diri
kita saat berhadapan dengan lawan bicara kita. Tetapi bukan
untuk kemudian menggantungkan segala penilaian melalui informasi ini semata, dan
melakukan penghakiman pada lawan bicara anda. Ketahui siapa lawan bicara anda. Siapa
tau dialah Mercusuarnya.
Prochnost.
Comments
Post a Comment