Keajaiban dalam Secercah Cahaya Matahari
Keajaiban dalam Secercah Cahaya Matahari
Mungkin tidak banyak yang menyadari
ada hal yang mengagumkan di dunia ini seperti pada saat sinaran
matahari menyentuh dedaunan, lalu kesenyapan misteri dari fotosintesis mulai
membangun makanan yang kita makan dan udara yang kita hirup.
Sadarilah hal-hal
menarik yang terjadi ketika secercah cahaya matahari meluncur melewati jendela. Kelopak bunga
terbuka perlahan, Partikel-partikel debu, yang tidak Nampak sebelumnya, mulai
terlihat menari-nari. Lihatlah ketika cahaya matahari tersebut terberai menjadi
spektrum-spektrum warna oleh serpihan
kaca, dan anda sekilas akan menangkap betapa kompleks bentuk dunia yang lebih
kecil yang dinamakan radiasi.
Sebenarnya, secercah
cahaya matahari saja mengandung jutaan keajaiban. Seandainya saja kita mampu
mengerti secara keseluruhan; utusan sang matahari yang membawa kehangatan dan
kegembiraan susah-payah menyebrangi 93 juta mil kegelapan luar angkasa yang
dingin, maka kita akan mengerti beberapa rahasia
terdalam alam ini.
Tidak ada rasanya
keajaiban yang melebihi fotosintesis dari cahaya matahari─bagi beberapa pihak tentunya─, proses dimana dedaunan hijau
merubah energi matahari menjadi sumber makanan bagi seluruh makhluk hidup. Dalam
fotosintesis (proses sintesis dengan menggunakan cahaya), energi dari cahaya matahari
digunakan untuk menyatukan atom yang didapat dari air dan udara menjadi molekul
gula yang bergizi. Sebagai sisanya, oksigen gratis dilepaskan untuk
memperbaharui atmosfer kita.
Pancaran kasih yang
nyaris tidak terbatas itu memang terlalu sering kita terima, sehingga acapkali
lupa akan kehadirannya. Menjadi lucu ketika kita menyadari dan merasakan hal
tersebut, lalu mendengar pihak lain yang mempertanyakan dimana letak keajaiban. Apa kiranya perasaan yang terpancar dari tiap atom-atom yang menyusun segala keajaiban tersebut jika tau mereka diacuhkan begitu saja?
Akankah kiranya bahkan setelah membaca omong-kosong-setengah-jadi ini hal-hal sekecil itu menjadi semakin remeh di pengidraan kita?
Tidak ada yang benar-benar mengetahui, melainkan dengan mencoba merasakan dan perlahan memahami sudut-sudut satuan terkecil dari berbagai hal yang tertangkap oleh indra.
Prochnost.
Comments
Post a Comment