Akulah Idolaku
"Mungkin akan lebih mudah jika kita mengetahui
apa yang dibutuhkan oleh pasangan masing-masing."
"Betul, betul! Artinya, kita
harus dapat mengetahui kebutuhan lawan jenis kita."
"Adakah rumusannya?"
"Mungkin ada. Menurutku,
kita harus bisa memilah antara kebutuhan pria dan wanita. Pada dasarnya, aku
dapat melihat bahwa pria lebih membutuhkan hal-hal yang bersifat aktif.
Contohnya, pria sudah pasti lebih
membutuhkan kepuasan seksual daripada wanita."
"Tidak di zaman sekarang!"
"Mungkin juga. Namun biar
kujelaskan dulu apa yang menurutku benar. Pria membutuhkan seks, sedangkan
wanita membutuhkan cinta; pria membutuhkan sentuhan, sedangkan wanita
membutuhkan komunikasi; pria membutuhkan sesuatu yang menarik dari lawan
jenisnya, sedangkan wanita membutuhkan kejujuran dan keterbukaan yang mendalam;
pria membutuhkan pujian, sedangkan wanita membutuhkan rayuan; pria membutuhkan
karier, sedangkan wanita mementingkan keuangan yang mendukung. Lucunya, menurut
penelitian terakhir, hal itu terjadi karena perbedaan hormon. Hormon
testosteron menyebabkan pria
seperti itu."
"Wah, teori yang radikal. Namun, mungkin di
zaman sekarang hal itu sudah tidak penting lagi. Pria dan wanita sekarang sudah
sulit dibedakan. Maksudku, apa yang ada dalam pikiran keduanya."
"Hmm, mungkin kamu benar.
Mungkin karena di zaman ini ada banyak pria yang kewanita-wanitaan dan banyak
wanita yang kepria-priaan, dan hal ini membingungkan. Hubungan antarlawan jenis
itu memang membingungkan."
"Betul sekali, bahkan ada kutipan dari buku
psikologi yang mengatakan bahwa dalam menjalin hubungan, manusia sebenarnyadapatdiibaratkan
dengan landak. Kalau seorangdiri, mereka ingin mendekati orang lain. Namun
kalau sudah dekat, mereka akan saling menusuk dan menyakiti."
"Seperti itu lah manusia,
namun dengan begitu lah manusia menjadi unik."
"Ya, mereka mempunyai kehidupan dan masalah
yang berbedabeda. Aku saja sekarang ini memiliki masalah yang sangat
sulit."
"Apa itu?"
"Bertemu denganmu."
"Oh, maksudnya kamu senang
sekali bisa bertemu denganku?"
"Sudahlah. Hmm, Pak Tua, kamu percaya
nasib?"
"Kalau manusia itu percaya
pada nasib, kurasa hidup di dunia ini sudah tidak ada artinya lagi. Bayangkan
saja, kalau seseorang hidup susah dan kemudian menyalahkan nasib, orang itu
akan
terlalu pasrah dengan keadaannya.
la dapat menjadi malas untuk berusaha memecahkan masalahnya dan akan terus
hidup seperti itu tanpa usaha sama sekali. Tidak, aku tidak percaya nasib.
Memang betul bahwa hidup kita berada di tangan Tuhan, namun Dia memberi kita
kehendak bebas untuk memilih jalan
hidup kita. Artinya, jika kita
mau berusaha, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Semua dapat kita raih,
bagaimanapun sulitnya hal itu."
"Tapi, bukankah ada orang yang sudah berusaha
sekuat tenaga,
namun tetap saja hidupnya merana dan sulit, sekeras apa
pun
ia berusaha."
"Itu artinya ia belum cukup
berusaha. Katakanlah, kalau biasanya seseorang berusaha 1-2 kali saja. Dalam
mencapai apa yang diinginkannya, paling banyak ia hanya akan berusaha sampai 10
kali. Setelah itu, ia akan putus asa. Tapi, aku yakin bahwa jika kita berusaha
sekuat tenaga, kita akan mencapai
segala impian kita. Apa pun yang
bisa kita lihat, bisa kita capai."
"Tahukah kamu siapa Kolonel
Sanders?"
"Aku sering mendengar orang
yang putus asa mengatakan, 'Aku sudah mencoba segala cara, ribuan cara, namun
sama sekali tidak berhasil. Aku lelah mencoba-coba lagi hal yang memang tidak
mungkin bagikuV"
"Pertama, mereka bohong jika
mengatakan sudah mencoba ribuan cara. Seperti yang aku katakan tadi, paling banyak
mereka mencoba 10 kali. Dan kalau mereka mengaku lelah, itu sangat memalukan.
Itu artinya mereka putus asa, mati sebelum berperang."
"Ingatlah bahwa kunci
keberhasilan adalah mencoba tanpa henti untuk meraih keinginan atau cita-cita.
Dengan begitu, jalan kita akan sedikit demi sedikit terbuka. Sudah menjadi
kelemahan manusia bahwa ia biasanya mundur sebelum benar-benar mencoba. jika
kita ingin mencapai sesuatu tetapi sudah terlebih dahulu merasa malas dan
lelah, bagaimana bisa berhasil?"
"Yaa ya, aku sudah sangat sering mendengarnya
pada kelas kelas motivasi bisnis; tolong hentikan."
Sejujurnya kebanyakan dari kita sangat mengidolakan diri kita sendiri. bagaimana tidak? hanya melihat dari percakapan kita pada diri kita sendiri (baik di dalam hati maupun tidak), terkadang kita merasa bahwa sebenarnya diri ini jenius.
ya, akuilah.
Prochnost.
aku mengidolakan sahabat (y) :)
ReplyDeleteJANCOOOOOK, udah diswap tetep kena reaper wakwakakawkawkakwa... mak ngakak guling2...
ReplyDelete