Otak Tak Perlu Dipakai Bisa Kerja Sendiri lho!



 Penduduk kota St. Pierre di pulau Karibia-Prancis, Martinique, telah hidup dibalik bayang-bayang gunung berapi lebih dari  2 abad, tanpa merasa terganggu dan belum pernah sekalipun membahayakan mereka. Hingga tahun 1902 bahkan mereka tetap menunjukkan kecintaan mereka, seolah-olah gunung itu merupakan makhluk jinak, seekor naga yang tidur dengan tenang di halaman belakang rumah.

Memang, pada tahun 1792 gunung berapi itu sempat menggeliat, melepaskan gumpalan-gumpalan abu vulkanik yang menutupi tetumbuhan hingga beberapa mil jauhnya, dan hal itu terulang kembali ketika 1851. Kendati demikian, hal tersebut hanya merupakan gangguan kecil yang tidak menimbulkan korban jiwa sedikitpun, bahkan tidak ada korban luka serius maupun luka ringan, alhasil pada tahun 1902 insiden tersebut sama sekali terlupakan. Belum perrnah tercatat dalam sejarah gunung berapi tersebut yang menyarankan pada 30.000 penduduk St. Pierre, yang dikenal dengan Pierrotins, bahwa gunung itu mampu menyebabkan kematian massal kecuali hanya dua orang dalam satu area terdekat dan membutuhkan waktu beberapa menit lamanya. Begitu pula tidak ada saran relokasi dari ancaman gundukan tanah raksasa ini, bebatuan dan tetumbuhan akan segera, secara dramatis, menunjukkan titik balik pada ilmu pengetahuan volkanologi.

Kadang kala Pierrotins menyebut gunung berapi mereka dengan nama Gunung Pelée. Beberapa  menyebutnya hanya Gunung saja. Dengan bentuk mengerucut, tinggi mencapai 4.500 kaki, dan luas sekitar 39 mil persegi, gunung ini mendominasi bagian utara Martinique sekaligus menjadi latar belakang pemandangan indah kota tersebut. Pada puncaknya terdapat  kawah berbentuk mangkuk dengan danau beningnya yang bernama the Lac des Palmiste. Pada umumnya para Pierrotin menggunakan situs tersebut untuk berpiknik .  Dibawahnya terdapat kawah kedua, L’ Étang Sec, dimana dahulu bernanung sebuah danau tapi pada tahun 1902 telah ditemukan mengering. Di tiga sisi ujung L’ Étang Sec terdapat jurang dalam yang membatasi, sedangkan pada sisi satunya terdapat tebing berbentuk V seperti pada pemitar senapan perang kolosal.

Tapi tolong baca lagi ketiga paragraph diatas.

Baca lagi.

Lagi.

Setelah merasa cukup, pergilah tidur. Simak dan ingat-ingat dengan baik sebisa mungkin tiap detail pada mimpimu kali ini. Lakukan ini untuk menguji seberapa jauh otakmu mampu menangkap informasi dan menjabarkannya kembali saat dibutuhkan.

Ketika bangun nanti tantang otakmu sendiri, ceritakan kembali ketiga paragraph awal tadi.

Bagaimana?

Pasti tak ingat, kan?

Begitulah adanya. Ketiga paragraph awal tadi merupakan informasi yang cukup kaya dengan detail. Dan kosakata-kosakata asing yang cukup kerenbagi beberapa orang tentunya, Tapi bagaimana bisa tidak ingat?

     Kerana otak kita tak kenal apatu basa-basi, punya kuasa dia untuk menyeleksi apa-apa yang dirasanya tidak penting. Sehebat apapun cerita, kosakata, karakter, plot, informasi, citraan, dan lain sebagainya akan menjadi mendadak tak bisa di recall jika hal-hal tersebut memiliki tingkat ketidak-pentingan yang signifikan bagi kita.

Maka yakinlah.

Ini penting.

Prohnost.

Comments

Popular Posts