Biji-Perlu diketahui bahwa logo UGM bukanlah bunga
"Jika teman-teman memiliki
kuasa (otoritas) untuk membuat, mengatur, dan mengubah kebijakan-regulasi yang
berlaku pada kampus UGM dan lingkungan sekitarnya, hal-hal apa saja yang
pertama kali akan kalian lakukan?"
Tentu saja pertama-tama saya akan menunjuk orang
lain yang lebih mampu melakukannya.
Salah ya? lalu apa yang tidak
salah?
Menurut mas Gondes pada separuh akhir tahun 2015, hadirnya
instansi pendidikan macam itu saja sudah salah.
Salah lagi? memang, yang dimaksudkan
beliau adalah Les-lesan, bukan UGM.
Baiklah kali ini serius. Setidaknya
hal ini diawali (dan tidak berkelanjutan sesudahnya) dari:
Sastra dipandang telah menciptakan
dirinya sejajar dengan sejarah. Keduanya, baik sastra maupun sejarah, sama-sama
mampu menghadirkan situasi faktual dari masa lalu sebagai sebuah naratif
melalui imajinasi kebahasaannya. Kebenaran sejarah maupun sastra adalah
kebenaran relatif. Sastra dan sejarah dapat diasosiasikan bergulat dalam satu
bidang yang sama, yakni Bon-Bin bahasa (Purwanto, 2003).
Sastrawan ditempatkan pada posisi
atau kedudukan yang terhormat. Karena, sastrawan terlibat langsung dalam proses
perkembangan kebudayaan suatu bangsa. Sastrawan ikut mengkonstruksi budaya
suatu masyarakat melalui karya sastranya. Setiap sastrawan -dengan segala latar
belakangnya, memotret dan memaknai kehidupan di sekitarnya untuk kemudian
diekspresikan melalui karya sastra. Karena itu, setiap karya sastra yang
dihasilkan oleh siapa pun sangatlah penting, terlepas dari apakah karya sastra
itu termasuk karya sastra yang serius ataupun dianggap tidak. Sebab,
bagaimanapun, setiap sastrawan memiliki cara pandang dan cara bertutur yang
unik, yang berbeda-beda. Ada yang serius, ada yang santai, ada yang main-main. Namun, sebaiknya kita melihat karya itu sebagai sebagian potret masyarakat pada zamannya. Ide atau gagasan sastrawan yang
dituangkan dalam karya sastra bisa mempengaruhi opini publik. Dengan demikian,
disadari atau tidak, sastrawan ikut bertanggung jawab atas karya-karyanya yang
menjadi konsumsi masyarakat pembaca.
Ya salah. Dengan pesatnya
perkembangan teknologi, terlebih otak-atik gathuk saya terhadap teori
'Masyarakat Tontonan', kesimpulan pada kalimat terakhir dalam paragraf diatas jadi
tidak relevan lagi. Sudah terlampau banyak pengetahuan didapat dengan menonton sosial
media (Youtube, Instagram, facebook, dkk), setidaknya bagi mahasiswa yang lahir
di era millenial -atau apapun sebutannya. Fenomena ini harusnya sudah mampu
menggelitik baik kuping, pinggang, maupun saku para pengambil keputusan, dalam
kasus ini tadi, ya saya.
Sumber-sumber informasi; modul;
materi kuliah; sudah sepantasnya memanfaatkan media mutakhir. Ambil contoh
dalam mata kuliah tertentu yang membahas perkembangan marxisme, salah satu modul
adalah vidio ceramah Zizek (baik yang
sudah mandi atau belum). Berlanjut pada pertanyaan-pertanyaan UTS yang bisa dilihat di
postingan Instagram dosen pengampu, yang kebanyakan di privat dengan semangat no follow-no nilai. Mahasiswa yang bersangkutan akan mengunggah jawabannya berupa konten vidio berdurasi terbatas (diutamakan bukan boomerang dan atau story) dan men-tag akun dosen pengampu, disertai hastag yang sudah ditentukan di awal oleh dosen pengampu. Setidaknya seminimal
mungkin hasil yang diperoleh adalah pembelajaran yang bersifat sukarela, dan keuntungan jual followers.
Dengan adanya sistem sekuriti dari
media sosial, istilah pembajakan hasil karya menjadi minim. Jika kebanyakan
tugas-tugas kuliah (untuk beberapa orang yang berlebihan saja) tadinya
kedapatan indikasi plagiarism -entah dari Jurnal atau blog si A dan atau si B, dengan
sistem menumpang sekuriti ini segalanya akan jadi rumit untuk cheater. Coba bayangkan.
Sudah?
Lalu apa hubungannya dengan kutipan
mengenai sastrawan di awal? nyaris tidak ada. Kendati adapun kalian akan
menilai itu kebohongan saya belaka.
Hal-hal tadi merupakan satu dari beberapa gagasan saya untuk memajukan UGM, sisanya akan jelas terlihat kelak jika saya terpilih.
Join UB be The Best,
Prochnost.
doh kah ngakak aku mas wkwkwkwk
ReplyDelete