Coba Bayangkan Farah Queen

Coba bayangkan Farah Queen bikin kopi.

Kemudian bayangkan Farah Queen bikin kopi di warung dengan dinding anyaman bambu dan lantai tanah; bangku panjang didepan etalase jajanan home-made; pelanggan dominan pria yang bolos dari kewajibannya; uang-uang kertas dan atau koin di kotak kayu; Diluar hujan rintik.

Kemudian bayangkan Farah Queen bikin kopi di coffee-shop dengan dinding dan langit-langit artsy; bangku-meja molek tapi kaku berkelompok dengan bel nirkabel; pelanggan dominan pria yang bolos dari kewajibannya; mesin pemindai kartu debet-kredit; Diluar hujan rintik.

Dimana bedanya?
Anda kritis-Saya cabul.

Barista digunakan sebagai penyebutan objek tunggal, sedangkan Baristi untuk jamaknya. Awalnya saya pikir Barista adalah untuk Pria, sedangkan Baristi untuk Wanita. Ternyata tidak begitu. Tapi sewajarnya sebagai seorang yang terlalu sering terpapar wacana patriarkririri setidaknya sering terpikir macam tu, misal siswa/siswi-Karyawan/Karyawati-Abonemen/Abonewomen dan lain sebagainya.

Lalu bagaimana nasib Farah Queen yang bikin kopi? Apa lantaran dia aye-kecing lalu pusat perhatian ada di dia? Apa lantaran latar belakangnya berbeda sehingga ada alasan untuk membahas sisi lain dari tempat jualan kopi? Apa lantaran familiar dengan pembahasan gender kemudian langsung membahas terma-terma berat seksualitas?

Singkatnya, anda tertarik untuk masuk ke laman ini meskipun sedikit kecewa karna menghabiskan waktu yang kurang lebih 30 detik untuk mencari 'Ada apa ini sebenarnya?'
Begitulah. Apapun sajiannya(entah kopinya-orangya-tempatnya-apanya), anda tetap membeli kopi  buatan Farah Queen-Apapun alasannya, anda tetap mengunjungi laman ini.

Sudah terjadi jangan disesali.

Prochnost.

Comments

Post a Comment

Popular Posts