Pernyataan Pemenangan



Ada hal yang perlu teringatkan kembali, KBM bukan prodi dan atau jurusan sastra. Tidak juga merupakan replica dari psikologi, ekonomi, manajemen, komunikasi, filsafat, ketahanan pangan, dan lain sebagainya. KBM membumikan teori yang dianggap ‘ilham tinggi’ lantas menerapkannya secara praxis (jangan samakan praxis dengan praktis, karena memang berbeda, Tanya Abdul Hair atau Kris Budiman). Hal-hal sekecil apapun yang muncul pada kehidupan manusia itu objeknya. Itulah alasan bahkan tanpa memposting sesuatu yang ndakik-ndakik akan tetap disahkan. Karena ada banyak makna dari suatu yang diproduksi tersebut, kecuali penulis bukan manusia. Relasi kuasa jelas, negosiasi, tegangan, wacana, hegemoni, apapun konsep kunci yang bakal terdengar dalam tiap tiap bahasan KBM sebenarnya ada disekitar kita. Hanya jika kau mampu melihat lebih teliti.

Beranjak dari situ saya akan menaikkan tingkat keseriusan saya menjadi 10%, terutama untuk pemilihan pemenang BBKU seri 2 ini. Tetapi sebelumnya, apa perlu saya menyebutkan alasan alasan kenapa memilih pemenang? Jawaban simpel saya : karena manusia berbeda-beda, jika kalian tidak butuh itu, belum tentu orang lain tak butuh diapresiasi. Ada manusia yang diam di dunia nyata, tapi ceriwis dan menyenangkan di dunia tulisan. Ada yang murni pemalas. Ada yang hiperaktif. Ada yang…. Macam macam lah manusia. Kalau saya tulis semua disini bisa bisa jadi thesis Fakultas psikologi, dan saya tidak suka mengambil rejeki orang lain. Salah satu tujuan utama yaitu biar ada gregetnya, supaya “milestone” ini bisa menjadi tradisi. Ya.

Tradisi sampah? Ya, bisa jadi. Bisa jadi tidak. Andaikan kalian tau betapa rumitnya merencanakan konspirasi dan menyebarkan hegemoni hanya untuk mendekatkan hubungan antar mahasiswa KBM. Apa? Tidak perlu? Jika begitu, apa kalian tidak belajar banyak dari S1 dulu? Mana ikatan alumni kalian? Atau jika dilihat dari sudut pandang lain, apa benar kalian benar-benar ingin buang-buang duit hanya untuk selembar ijazah Master? Katanya bukan mainstream. Suatu saat kita akan butuh kolega- kolega kita disini, entah kapan. Jangan sampai menyesal kemudian. Alasan lainnya hanyalah bonus dan iming-iming supaya kalian bisa dekat.  Sesimpel itu. Saya personal akan rela menyeka kaki seseorang jika dia berkeinginan untuk mencerai-beraikan kedekatan yang susah payah dibangun ini.

Apalagi?

Oh iya kritik.

Dimulai dari Abas. Jika ada diantara kalian yang sempat sombong soal kenakalan, harusnya malu pada abas. Dia sudah nakal sejak SMA. Pandangi matanya jika tak percaya, tenang, seolah bilang “wes tau”. Dialah pemalas. Tapi mencoba untuk berubah. Hidupnya digunakan sebaik mungkin untuk kemanfaatan sesama manusia. Abas bisa jadi seorang pemimpin yang bagus jika saja dia tidak malas. Tulisannya informative, sabar, bisa lucu juga, bisa menyesuaikan terhadap gegap gempita dunia nyata, bisa juga netral. Tapi hanya sesaat. Karena seperti saya, dia malas.

Abdul Hair adalah seorang pangeran. Dia biasa dipuja dulu. Jangan ada yang pernah mempertanyakan pengetahuan dan pengalaman menulisnya karena tidak satupun dari seluruh peserta BBKU mampu menyamainya. Tapi lagi lagi malas. Perfeksionis mungkin kata yang cukup mewakili persona nya. Biar sudah cukup kau lawan itu tetap saja tak bisa luput dari mata saya. Jangan berdebat mengenai teori dengannya karna pasti kalian dibantai habis. Tapi kadang semua itu tertutup oleh perfeksionismu, jadi kau ragukan banyak hal tentang dirimu karna mendadak surut percaya diri itu. Jangan.

Azzan Wafik mengklaim dirinya sebagai pengikut postmodern. Selamat. Ide-idenya brilian. Tapi kadang ketidak sabaran sekonyong-konyong muncul. Atur nafasmu sendiri, karna sewaktu tenang, kejeniusanmu joss tenan. Dan malas. Sama.

Aulia Taarufi singkat padat jelas, mudah sekali terbaca. Tulisannya juga enak dibaca. Cepat sekali naik darah. Cepat hanyut pada kabar baru. Luapkan emosimu pada tulisan, jika tidak bisa baru berkegiatan outbondmu itu, jika semua tidak bisa baru boleh jadi stress eater lagi, jangan langsung.

Dewi FS diam-diam menghanyutkan. Tulisannya gelap dan cenderung pesimis. Ratapan-ratapan hatinya muncul disitu, selain dari penolakannya terhadap orang baru melalui mikro-ekspresi-nya. Kadang berani kadang ketakutan sendiri. Sulit bagi dia untuk percaya terhadap orang lain, karna begitu percaya akan dia serahkan segalanya, dan dia sadar itu bahaya.

Dian Annisa tampak rumit dimata saya. Tak apa, manusia memang membutuhkan topeng. Begitu juga saya. Jadi tak apa. tulisannya ringan, kadang bermakna berat. Hanya jika memiliki kemampuan untuk menyingkirkan malasnya. Keluhannya lucu, marahnya juga lucu, sindirannya lucu, dan caranya menghina orang lain juga lucu, sama ketika kau tertawa tapi pandanganmu berbeda. Tidak saya ragukan kemampuannya menganalisa suatu peristiwa dan merencanakan apa yang harus diperbuat kedepannya. Perencananmu kompleks dan banyak pertimbangan matang, itu bagus. Menurut saya.

Dhini Ariesta, berhentilah mencoba menyenangkan semua pihak. Hidupmu indah seperti cara penulisanmu.

Fina Zahra mungkin terlihat acuh tak acuh diawal. Keinginanmu mulia, sungguh. Tapi kadang kerepotan dengan pilihan yang diambilnya sendiri. Karna emosimu mempengaruhi pengambilan keputusanmu. Coba lihat tulisannya. Dilain waktu dia ingin mengangkat sebuah kisah nyata yang diselubungkan, tapi mendadak terpotong dan hilang karna kesibukan yang jarang diperhitungkan. Apa hal itu kurang membuktikan sesuatu?

Fajar Prasetyo merasa hidup dari karyanya. Dalam dunia nyata tidak eksis dia. Corgito ergo sum atau apapun itu. Tulisannya bagus, mempermainkan batasan ringan dan berbobot dengan cantik. Bahasanya mengalir, risetnya tepat. Penggarapannya lama. Tingkah lakunya cepat sekali berubah di dunia nyata. Emosinya tidak stabil. Dia tidak malas, tapi malu. Mungkin salah satu pertimbangan beberapa orang menganggapnya aneh.

Levi adalah manusia dibalik layar. Sama seperti saya. Bedanya dia ganteng saya tidak. Membicarakan mengenai Humaniora belum ada ide seceerlang dia. GOYK merupakan cikal bakal perkebangan new media studies dalam perspektif Cultural Studies. Dia pemalas murni. Terkadang terlalu terus terang terhadap hal yang tak disetujuinya. Negosiasinya kadang payah, kadang berhasil dengan menakjubkan. Kemampuan kritisnya terbukti dari kemampuannya menghina orang lain.

Gaby swastika seorang yang kritis. Tulisan tulisannya mengenai sasaran walau terkesan pendek. Tak lain pengejawantahan dari sikapnya yang supel di dunia nyata. Tapi kebanyakan orang kreatif memang malas.

Mayarani adalah pengejawantahan dari pepatah “the genius slacker”. Tingkat kemalasannya tinggi. Tapi karna hiperaktif, sedikit banyak tertutupi. Tak banyak yang bisa menandingi hair dalam bidang akademis, dan Ilmi adalah saingan terberatnya, setidaknya di angkatan 2014. Mayaranilah yang akan mematahkan hampir semua argumenmu ketika berdebat dengannya. Degan cara yang indah tentu. Tak percaya? Berarti belum banyak menyimak tulisannya.

Mashita berkemauan keras. Tulisannya ingin menyampaikan hal-hal yang kadang luput dari pandangan orang lain. Walau tidak semua. Itu pasti. Kemampuannya untuk terhanyut dalam suatu kondisi dominan, sama halnya ketika menyeret orang lain dalam arus yang diinginkannya. Tidak percaya? Baca tulisannya, dan amati di kehidupan nyatanya.

Modi tetaplah modi. Dia adalah kubik berjalan itu sendiri. Keteguhannya nyata. Prinsipnya tak bisa diganggu gugat. Tapi kubik itu tidak lantas diam saja, dia berjalan, mampu mengikutu dan mesejajarkan pada arus tapi tetap berprinsip. Asik kan? Dia tidak sekolot yang kalian duga, pun dia tidak se-rileks yang kalian kira. Baca lagi tulisannya.

Yenni S adalah pembangkit semangat. Dia mampu ceria dan membawa keceriaan pada khalayak ramai, walau kadang agak memaksakan. Jadilah motivator.

Yusrina itu jenius. Sama seperti Mayarani. Supelnya sama dengan Gaby. Kosakatanya banyak. Pengalamannya banyak. Jangan kaget ketika berbicara dengannya kalian akan terhanyut. Bosan adalah teman dekatnya. Jika mendadak dia pergi dari kalian, berarti kalian tidak lagi menarik untuknya. Jangan memaksanya untuk berdebat, karena dia mantan pemenang lomba debat se brawijaya.

Vica tak banyak berkata selain pada apa yang disukainya. Jika Nasa tidak tertarik padanya, mungkin akan di kritik habis apa yang selama ini di post olehnya.

Summaya bisa menjadi sangat lucu. Manusia kreatif yang jarang sekali tersorot. Mungkin karna terkadang dia hidup dalam dunianya sendiri. Jangan meragukan kemampuan analisanya. Dia mampu mendengar dan mencerna gosip sekitar walau menggunakan headset. Saingi kemampuannya dalam mengkritisi sesuatu yang disukai. Jika mampu.

Neli F lain lagi. Foto-fotonya unik, walau tidak sebagus hesti. Kemampuannya menganalisa personality seseorang tinggi dan akurat, kadang berbanding terbalik pada sisi akademis.  Keraguannya bisa muncul mendadak ketika proses analisa sudah diujung tanduk. Sama seperti mayarani, tingkat kemalasannya cukup tinggi. Tidak percaya? Lalu mengapa dia memilih memposting foto daripada tulisan?

Nasabudin N sangat produktif. Jika ada yang membantah itu silahkan Tanya langsung berapa karya yang telah dibuatnya. Bahasanya berkelit-kelit, kosakatanya rumit dalam kerumitan pola berpikirnya. Banjir istilah kata yang tepat untuknya. Semangatnya untuk tampil produktif luar biasa. Bisa jadi setelah dia mengikuti Hitman Sistem. Sebuah trajektori yang sangat mudah dibaca: dari tak pernah diperhitungkan menjadi berupaya diperhitungkan. Usahanya luar biasa menurut saya. Memang dalam hal menampilkan diri begitu caranya, tapi tak lantas terhanyut dalam ke-aku-an yang mendalam. Borgess menulis tentang dirinya sendiri, tapi tidak sememuakkan caranya. Banyak sekali term-term yang dipaksakan masuk. Tidak semuanya tepat guna, kebanyakan salah paham. Pengejawantahkan pikirannya yang asal sabet asal keren. Tidak percaya? Berikan tulisanmu pada kris budiman atau Ratna Noviani atau Budiawan Sahaja. Jika tak ada kritik pedas yang mendasar, maka secara personal saya akan meminta maaf, jika perlu kepada khalayak ramai. Pada dunia nyata dia memilih untuk menyendiri. Memang benar misteri adalah hal yang sangat menarik. Tapi menjadi aneh ketika dalam proses belajar-mengajar lengkung bibirnya menampikkan penjelasan pengajar. Analisanya tidak sedalam dian. Kosakatanya jauh dari Yusrina apalagi Hair. Tapi dalam hal manajemen pencitraan luar biasa bagus, terutama jika pembacanya masyarakat awam.

Restu I mampu mebuat orang blingsatan. Menyajikan humor segar dipagi buta. Karyanya sangat mewakili apa itu KBM. Bukan berarti tanpa cela, dia pemalu, cepat bosan, tidak sabaran. Tidak percaya? Coba amati perilakunya dalam kelas. Memang manusia kreatif begitu adanya.

Dari sekian banyak kata-kata diatas, kesimpulannya sebenarnya hanya ada pada paragraph ini. Jadi berdasar apa yang sudah saya jabarkan diatas, dimata saya yang layak mendapat juara pertama tak lain adalah Restu I. kedua adalah Yusrina. Ketiga adalah Dian Annisa.

Terlepas dari ketiga juara tadi, Abdul hair tidak layak dinominasikan karena beda level.

Bukan berarti saya menyingkirkan yang lain. Jika seperti itu pikir kalian sungguh dangkal sekali. banyak alasan baik normatif maupun yang tidak. Jika sungguh ada yang berkeberatan dengan pandangan saya diatas, silahkan datangi saya, saya akan mempertanggungjawabkannya. Tapi hal itu mengindikasikan kalian siap untuk ditelanjangi lebih jauh. Jangan takut sakit hati, karna pasti terjadi. Bakat alami saya adalah menghancurkan. Tidak percaya juga? lihat kedua garis tangan saya.

Prochnost.

Comments

  1. dian Annisa ki sopo jeee. Salah ooy.. *ratrimoo

    ReplyDelete
    Replies
    1. keyboardku rusak, huruf disaping kanan 'Q' ndak bisa dipencet, daripada jadi "Dian Di Annisa" kan malah aneh

      Delete
  2. Kemampuan observasimu kok makin canggih mid sampe ke lengkung bibir orang hahahaha. Semoga pesan BBKU iki nyampek tenan (al fatehah) dan jatuhnya bukan seakan mengeroyok satu orang dan memaksanya untuk mempertanyakan kebenaran versinya sendiri. Karena untuk bangkit saja dia susah harus ikut brotherhood, membangun citra butuh tahunan, banyak uang dan tenaga keluar, jadi please tell me, usaha selama 30 hari untuk menelanjangi seseorang ini apa tujuannya? Mendekatkan atau?

    ReplyDelete
  3. Aih. Seperti biasa, beberapa orang memiliki kelebihan. Beberapa di antaranya berlebihan.

    ReplyDelete
  4. Idem:
    Aih. Seperti biasa, beberapa orang memiliki kelebihan. Beberapa di antaranya berlebihan.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. "What is in a name? That which we call a rose by any other name would be smell as sweet" - Shakespeare.

    Itu kata beliau, tapi... nama saya salah tulis lagi bung Samid :((((

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts